BI Tahan Suku Bunga, Ekspektasi Pemangkasan FFR Turun
Bank Indonesia pada Rabu (18/12) memutuskan untuk mempertahan suku bunga acuan BI Rate di level 6%. Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi konsensus. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa keputusan ini diambil seiring tingginya ketidakpastian ekonomi global, terutama terkait arah kebijakan AS dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah.
Keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga BI Rate juga terkait dengan menyempitnya ruang pemangkasan suku bunga AS pasca–kemenangan Trump.
Berdasarkan analisis CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga AS sebesar ≥ 75 bps hingga Juni 2025 turun dari level 62,7% (5/11) sebelum kemenangan Trump, menjadi 37,1% per Rabu (18/12). Probabilitas ini terus turun menjadi 23,3% per tanggal penulisan, Rabu (8/1).
Keesokan harinya pada Rabu (19/12) waktu setempat, The Fed memangkas suku bunga acuan sebanyak -25 bps ke level 4,25-4,50%. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi konsensus.
Meski demikian, The Fed hanya melihat pemangkasan suku bunga sebanyak -50 bps pada 2025. Ini lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya yang dirilis pada September 2024 sebanyak -100 bps.
Inflasi RI Terendah Sepanjang Sejarah
BPS mencatat bahwa inflasi indeks harga konsumen (IHK) Indonesia melandai ke level 1,57% pada Desember 2024 (vs. November 2024: inflasi 1,55% YoY). Hasil ini di bawah ekspektasi konsensus di level 1,6% YoY dan menandai inflasi tahun kalender terendah sejak pertama kali BPS menghitung inflasi pada 1958. Adapun realisasi ini masih berada pada rentang bawah target Bank Indonesia di 1,5–3,5%.
Di sisi lain, inflasi inti pada Desember 2024 mencapai 2,26% YoY (vs. November 2024: 2,26% YoY), lebih rendah dari ekspektasi konsensus di level 2,28% YoY. Secara bulanan, Indonesia mencatatkan inflasi 0,44% MoM (vs. November 2024: inflasi 0,30% MoM), sesuai ekspektasi dan menandai kenaikan tertinggi dalam 9 bulan terakhir.
Sementara itu, S&P Global mencatatkan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia di level 51,2 per Desember 2024 (vs. November 2024: 49,6). Ini menandai ekspansi aktivitas pabrik yang pertama sejak Juni 2024 seiring output yang tumbuh moderat.
Juru bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan ekspansi ini didukung oleh kebijakan pengenaan PPN menjadi 12% per Januari 2025 yang membuat pelaku industri meningkatkan pesanan stok.
Pungutan PPN Naik 12%, PPN Efektif Tetap 11%
Pemerintah pada Selasa (31/12) telah memfinalisasi ketentuan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) per 1 Januari 2025:
Kenaikan PPN efektif dari 11% menjadi 12% hanya berlaku untuk barang–barang mewah. Sementara itu, barang dan jasa umum yang selama ini dikenakan PPN 11% tidak mengalami kenaikan PPN secara efektif, sehingga tarif PPN–nya tetap 11% dari harga jual.
Secara teknis, pemerintah tidak membatalkan tarif PPN 12% untuk barang dan jasa umum, melainkan dengan menerapkan dasar pengenaan pajak (DPP) sebesar 11/12 dari harga jual atau nilai impor.
Di sisi lain, barang dan jasa yang selama ini dibebaskan dari PPN tidak mengalami perubahan.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak pada 21 Desember 2024 menyatakan bahwa kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% per 1 Januari 2025 berlaku untuk seluruh barang dan jasa yang selama ini dikenakan tarif 11%, dengan pengecualian minyak goreng curah ‘Minyakita’, tepung terigu, dan gula industri.
What's The Impact?
Prospek pemangkasan suku bunga yang lebih sedikit oleh The Fed berpotensi membatasi ruang bagi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga. Per Selasa (7/1), konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg masih memproyeksikan Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga sebanyak -75 bps pada 2025.
Sementara itu, batalnya kenaikan PPN bagi barang dan jasa umum serta tetap berlakunya paket stimulus berpotensi menjaga daya beli masyarakat. Namun, masih terdapat risiko terjadinya kenaikan harga jika sejumlah pelaku usaha telah menaikkan harga jual dan tidak membatalkannya.
Alternatif Investasi di Kondisi Pasar Saat Ini
Peluang di Tengah Ketidakpastian
Yield Obligasi FR mengalami kenaikan belakangan ini. Koreksi pasar bisa jadi peluang untuk membeli obligasi dengan yield yang lebih tinggi dan saham berkualitas di valuasi yang lebih menarik.
Obligasi jangka pendek saat ini ditawarkan dengan yield menarik dan risiko volatilitas yang rendah.
Obligasi PBS036 (tenor <1 tahun dengan yield 6,24% p.a.*)
Obligasi FR0081 (tenor <1 tahun dengan yield 6,10% p.a.*)
*Data per 9 Januari 2025 pada jam market 10.30-14.00 WIB
Data Reksa Dana dan Obligasi FR per 9/1/2025.
Total return BBCA dan BMRI per 6/1/2025, memperhitungkan price return dan dividend.
Disclaimer: reksa dana dan saham berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja masa depan.
Market Updates
Source: Bloomberg per 31/12/2024
Sentimen suku bunga yang lebih hawkish telah mendorong keluarnya arus modal dari IHSG.
Pada Desember 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun -0,48% MoM dengan outflow dana asing mencapai Rp4,5 triliun.
Sementara itu, Indeks Obligasi Pemerintah Indonesia (IBPA Total Return) tercatat turun -0,14% MoM meski disertai oleh inflow dana asing sebesar Rp7,7 triliun.
Source: Bloomberg per 31/12/2024
10-Yr Indonesia Government Bond Yield berada di level 7,00%, naik +12 bps dari 6,87% pada November 2024.
5-Yr Indonesia Government Bond Yield berada di level 7,03%, naik +28 bps dari 6,76% pada November 2024.
1-Yr Indonesia Government Bond Yield berada di level 7,01%, naik +30 bps dari 6,70% pada November 2024.
Rata-rata bunga deposito perbankan Indonesia (TD Rate 12M) berada di level 4,03%, turun -9 bps dari 4,11% pada November 2024.
Source: Bloomberg per 31/12/2024
IHSG ditutup di level 7.080 pada November 2024, turun -0,48% MoM dan turun -2,7% YoY
Sektor yang mencatatkan kenaikan tertinggi adalah energi (+4,65% MoM), sedangkan yang mengalami penurunan terdalam adalah transportasi (-6,98% MoM).
Di level ini, IHSG memiliki Forward P/E Ratio sebesar 12,7x.
Writer: Bibit Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.