Market Summary
Stimulus Ekonomi ke-2 — Pemerintah meluncurkan paket stimulus kedua tahun ini, berfokus pada sektor transportasi, energi, dan bantuan sosial untuk menopang daya beli masyarakat.
Ketidakpastian Kondisi Global — PBB ASEAN mengkritik rencana tarif Trump karena menambah ketidakpastian perdagangan. Meskipun begitu, sentimen perang dagang mulai membaik, tercermin dari naiknya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di AS.
Dividen dengan Yield >4% — Meskipun secara umum dividend payout ratio (DPR) tahun buku 2024 relatif stabil terhadap tahun buku 2023, terdapat kecenderungan peningkatan DPR dari emiten BUMN.
Stimulus Ekonomi Meningkatkan Daya Beli Masyarakat
Pemerintah mempersiapkan 6 paket stimulus ekonomi selama periode libur sekolah Juni-Juli 2025, guna mendorong daya beli masyarakat.
Ini merupakan stimulus ekonomi kedua yang diberikan oleh pemerintah tahun ini, setelah yang pertama pada Januari–Februari 2025.
Fokus stimulus ekonomi kedua tahun ini terletak pada diskon transportasi, tarif tol, listrik, bantuan sosial, serta subsidi upah dan insentif ketenagakerjaan.
Di sisi lain, Peneliti Core Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai konsumsi rumah tangga 2Q25 berpotensi melambat berhubung tidak ada momen musiman seperti Lebaran atau Ramadan.
Ketidakpastian Kondisi Global: Perang Dagang
PBB ASEAN pada Selasa (27/5) mengecam rencana tarif dari Presiden AS, Donald Trump, akibat ketidakpastian yang ditimbulkan dalam perdagangan.
PBB menyoroti urgensi untuk melakukan diversifikasi perdagangan, mengingat AS merupakan pelanggan ekspor terbesar di kawasan ASEAN. ASEAN akan terus terlibat dalam dialog yang konstruktif dengan AS.
Selain itu, ASEAN khawatir terkait risiko pasar domestiknya dibanjiri barang-barang asal China yang awalnya ditujukan untuk diekspor ke AS.
Di sisi lain, pertemuan Menteri Perdagangan China dan Komisaris Eropa bulan depan mengindikasikan bahwa keduanya akan meningkatkan keterlibatan dalam melawan tekanan tarif dari AS.
Di tengah ketidakpastian pasar, IKK di AS naik ke level 98 (+12,3 poin) pada Mei 2025, melampaui ekspektasi konsensus di level 87 poin dan menjadi indikasi terhadap meredanya sentimen perang dagang.
Dividen Emiten dengan Cum Date Mendatang, Yield >4%
Pada umumnya, emiten menetapkan dividend payout ratio (DPR) tahun buku 2024 yang relatif stabil dibandingkan tahun buku 2023, dengan rincian sebagai berikut:
*Perhitungan dividend yield berdasarkan harga penutupan pada 28 Mei 2025.
*n.a. mengartikan emiten belum mengumumkan tanggal terkait.
Key Takeaways
Menyusul lemahnya realisasi pertumbuhan ekonomi 1Q25, pemerintah menunjukkan upaya untuk mendongkrak ekonomi dengan meluncurkan paket stimulus. Investor juga perlu mencermati faktor lain yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seperti prospek pemangkasan suku bunga dan perbaikan iklim investasi seiring de-eskalasi perang dagang.
Dari sisi eksternal, sentimen negatif perang dagang mulai mereda, tercermin dari membaiknya IKK di AS, rencana dialog dagang antara China dan Uni Eropa, dan berlanjutnya tren net foreign inflow di Indonesia.
Di tengah dinamika pasar global yang fluktuatif, investor disarankan untuk tidak mengambil keputusan secara impulsif. Untuk itu, penting bagi investor melakukan dollar cost averaging (DCA) atau investasi rutin, menyesuaikan portofolio dengan profil risiko, dan staying invested demi hasil jangka panjang yang lebih baik.
Top Reksa Dana di Bibit
*Data return reksa dana per 28 Mei 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan.
Reksa Dana bertanda petir bisa dicairkan secara instan (instant redemption).
Reksa Dana Obligasi
ABF Indonesia Bond Index Fund: Return +39,3% 5 tahun terakhir
Bahana Pendapatan Tetap Makara Prima Kelas G: Return +29% 5 tahun terakhir
Manulife Obligasi Unggulan Kelas A: Return +29,6% 5 tahun terakhir
Reksa Dana Pasar Uang
BRI Seruni Pasar Uang III: Return +5,57% setahun terakhir
TRIM Kas 2 Kelas A: Return +5,51% setahun terakhir
Sucorinvest Sharia Money Market Fund: Return +5,46% setahun terakhir
Selain itu, investor juga juga dapat mempertimbangkan SBN Syariah seri SR022 untuk stabilkan portofolio dengan imbal hasil fixed rate hingga 6,55% p.a. yang bisa dikunci hingga jatuh tempo. Sukuk Ritel SR022 bisa dibeli di Bibit hingga 18 Juni 2025 pukul 12.00 WIB.
Simulasi Passive Income Bulanan dari SR022
Market Update - IHSG: Net Foreign Inflow Rp6 Triliun Month-to-Date, Potensi Akhiri Tren Net Outflow
Sumber: Bloomberg per 30 Mei 2025, kecuali Foreign Flow Obligasi per 26 Mei 2025
In Case You Missed It
Amankan Return Tinggi dan Anti Turun dari SR022 — Momentum yang tepat untuk kunci kepastian return SR022 saat BI Rate dipangkas menjadi 5,5% pada bulan lalu. Berdasarkan survei Bloomberg dan Reuters, BI Rate diprediksi akan turun lagi hingga akhir 2025.
Bebas Pajak & Likuid untuk Optimalkan Idle Fund — Top Reksa Dana Pasar Uang bisa jadi pilihan aset yang fleksibel tanpa lock-in period dengan net return jadi lebih tinggi dari rata-rata deposito bank BUMN.
Other Articles
BMRI & BBNI 4M25: Laba Bersih Bank Only Flat — CoC masih terjaga dan sejalan dengan guidance di tengah ketatnya likuiditas perbankan. Namun, likuiditas masih menjadi tantangan yang menekan NIM.
Writer: Bibit Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.