Inflasi AS Sesuai Perkiraan, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Meningkat
Inflasi indeks harga konsumen di AS pada November 2024 tercatat naik ke level 2,7% YoY dan 0,3% MoM, menjauh dari target The Fed yang mengincar inflasi 2% dan menandai inflasi bulanan tertinggi dalam 7 bulan.
Meski demikian, inflasi secara tahunan maupun bulanan tersebut masing–masing sesuai ekspektasi konsensus.
Menyusul data tersebut, market menjadi lebih optimistis terhadap prospek pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan Desember 2024, yang akan digelar pada Rabu (18/12) waktu setempat.
Berdasarkan analisis dari CME Fedwatch Tool:
Probabilitas pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 bps pada pertemuan Desember 2024 meningkat dari level 73,8% pada Rabu (4/12) menjadi 98,6% per Kamis (12/12).
Sementara itu, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed sebesar ≥75 bps hingga Juni 2025 turun dari 53,5% pada Rabu (4/12) ke level 48,1% pada Kamis (12/12).
Key Takeaways
Meskipun prospek pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan Desember 2024 meningkat, tekanan pada kurs rupiah akibat menguatnya dolar AS berisiko membatasi ruang bagi Bank Indonesia untuk mengikuti The Fed dalam menurunkan suku bunga.
Volatilitas pasar kembali hadir, dipengaruhi oleh berbagai faktor domestik – fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS – serta faktor eksternal, seperti prospek kebijakan moneter AS.
Hal ini kembali menekankan pentingnya investor untuk berinvestasi pada produk dengan risk-rewardyang menarik. Beberapa produk Obligasi FR yang kami amati telah mengalami kenaikan imbal hasil sejak awal bulan dan dapat dipertimbangkan untuk dikunci hingga jatuh tempo.
Selain itu, investor juga dapat mengurangi risiko market timing dan volatilitas dengan melakukan metode nabung rutin (DCA) dengan SIP di Reksa Dana Obligasi.
Writer: Bibit Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.