Bibit Weekly: Kelanjutan Trade War hingga Peluncuran Danantara

AS Terapkan Tarif untuk Kanada, Meksiko, dan China

  • Presiden AS, Donald Trump, mengatakan pada Kamis (27/2) bahwa Kanada dan Meksiko akan dikenakan tarif impor sebesar 25%, diimplementasikan per 4 Maret 2025. Sebelumnya, pengenaan tarif kepada kedua negara ini ditunda seiring negosiasi untuk memperkuat perbatasan antar–negara.

  • Secara bersamaan AS akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% untuk China. Sebelumnya, China telah dikenakan tarif impor sebesar 10% sejak awal Februari.

  • Trump juga mengungkapkan pada Rabu (26/2) adanya rencana penerapan tarif impor sebesar 25% kepada Uni Eropa.

Peluncuran Danantara

  • Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sovereign wealth fund kedua yang dimiliki oleh Indonesia, pada Senin (24/2).

  • COO Danantara sekaligus Wakil Menteri BUMN, Dony Oskaria, mengatakan bahwa Danantara akan mengelola seluruh BUMN per akhir Maret 2025.

  • Prabowo menyebut bahwa pemerintah akan menyalurkan dana sebesar 20 miliar dolar AS sebagai dana tahap awal untuk membiayai 20 proyek nasional.

Pelemahan IHSG dan Rupiah

  • IHSG ditutup pada level 6.270,6 (-7,83% WoW, -12,5% YtD), dengan penurunan harian paling drastis pada hari Jumat (28/2) sebesar -3,31%.

  • Pada hari yang sama, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi -0,7% ke level 16.578. Hal ini mendorong Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valuta asing. 

  • Penurunan IHSG dan pelemahan rupiah terjadi seiring foreign outflow yang mencapai Rp10,46 triliun dalam seminggu terakhir.

Perkembangan Rilis Laporan Keuangan FY24

  • Di pasar saham, market sedang menantikan hasil kinerja keuangan perusahaan pada FY24. Berikut adalah performa laba bersih FY24 dari beberapa emiten yang telah merilis laporan keuangannya minggu lalu: $JPFA (FY24: +225% YoY), $ASII (+1% YoY)

Key Takeaways
Pasar modal Indonesia masih dinamis, ditandai foreign outflow dan fluktuasi nilai tukar rupiah, seiring ketidakpastian terkait trade war dan keadaan ekonomi global.Investor dapat mempertimbangkan diversifikasi investasi seperti konsep All Weather Portfolio yang dikenalkan oleh Ray Dalio. Strategi ini dapat memberi potensi imbal hasil yang menarik dalam jangka panjang sambil mengelola risiko.

  • Obligasi FR: Investor dapat mempertimbangkan menambah alokasi di Obligasi FR jangka pendek dengan yield yang dapat dikunci untuk mengurangi volatilitas portfolio.

  • SBN Ritel Floating with Floor: Instrumen SBN Ritel floating with floor seperti ST014 yang bisa dibeli pada 7 Maret–16 April 2025 juga dapat memberi return yang baik dan mengurangi volatilitas portfolio. Imbal hasil dapat meningkat dengan peningkatan suku bunga, tetapi jika terjadi penurunan suku bunga, imbal hasil tidak akan turun di bawah imbal hasil minimalnya.

  • Reksa Dana Obligasi: Investor dapat memilih Reksa Dana Obligasi dengan strategi  investasi rutin (dollar cost averaging/DCA) agar tidak perlu melakukan market timing. Terutama karena Reksa Dana Obligasi, seperti ABF Indonesia Bond Index Fund, mempunyai track-record yang konsisten naik (35% dalam 5 tahun terakhir).

  • Saham: Investor dengan risk appetite yang lebih tinggi dapat mempertimbangkan saham di tengah terkoreksinya IHSG, namun pastikan bahwa saham yang dibeli mempunyai fundamental baik. Saat ini, valuasi IHSG cukup murah, diperdagangkan pada Forward P/E sekitar 10,6x (-2Std Dev dalam 10 tahun terakhir), terendah sejak Maret 2020.

Top Short-Term Obligasi FR di Bibit

Data yield per 3 Maret 2025 pada jam market 10.30 - 14.00 WIB

Top Reksa Dana Obligasi  for Long-Term Growth 

Data return per 28 Februari 2025 

Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan 

Market Update

Writer: Bibit Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.