China Umumkan Tarif Balasan, Trade War Berlanjut
China pada Selasa (4/3), mengumumkan tambahan tarif balasan sekitar 10–15% untuk produk impor AS per 10 Maret 2025. Pengumuman tersebut menyusul berlakunya tambahan tarif impor sebesar 10% yang diterapkan AS kepada impor asal China per Selasa (4/3), membuat total tarif impor asal China menjadi 20%.
Adapun Donald Trump, pada Kamis (6/3) menangguhkan tarif sebesar 25% untuk barang impor dari Kanada dan Meksiko yang tercakup dalam perjanjian perdagangan AS–Meksiko–Kanada (USMCA). Penangguhan tersebut akan berakhir pada 2 April 2025, hari di mana Trump diperkirakan akan mengenakan tarif balasan kepada semua mitra dagang yang menghambat perdagangan AS.
Meski mengumumkan penangguhan, AS akan tetap menerapkan tarif 10% bagi produk energi Kanada karena tidak semua produk energi dari negara tersebut tercakup dalam perjanjian USMCA yang dinegosiasikan oleh pemerintahan Trump pada masa jabatannya yang pertama.
Penangguhan ini muncul hanya berselang 2 hari setelah Trump mengimplementasikan tarif impor sebesar 25% untuk Kanada dan Meksiko.
Di tengah rencana tarif tersebut, Bloomberg melaporkan pada pekan lalu bahwa masih belum cukup jelas terkait cakupan dan tenggat waktu dari rencana–rencana tarif yang disampaikan Trump.
Perkembangan Rilis Laporan Keuangan FY24
Di pasar saham, market sedang menantikan hasil kinerja keuangan perusahaan pada FY24. Berikut adalah performa laba bersih FY24 dari beberapa emiten yang telah merilis laporan keuangannya minggu lalu: $SIDO (FY24: +23% YoY), $MYOR (-16% YoY).
Key Takeaways
Eskalasi konflik perdagangan kembali memperbesar ketidakpastian dalam ekonomi global serta harapan terhadap penurunan suku bunga. Perkembangan ini membuat pasar modal Indonesia tetap volatil. Bank Indonesia dijadwalkan akan menetapkan kebijakan pemangkasan suku bunga berikutnya pada Rabu (19/3). Sementara itu, The Fed juga akan menggelar pertemuan FOMC pada Rabu (19/3) waktu setempat.Untuk menghadapi volatilitas ini, investor dapat melakukan diversifikasi dengan berinvestasi ke:
SBN Retail Floating with Floor: Instrumen SBN Retail floating with floor seperti ST014 yang bisa dibeli 7 Maret–16 April 2025 dapat memberi return yang baik dan mengurangi volatilitas portofolio. Imbal hasil dapat meningkat jika suku bunga naik. Namun jika terjadi penurunan suku bunga, imbal hasil tidak akan turun di bawah imbal hasil minimalnya.