Market Menanti Pemangkasan The Fed Pekan Depan
Tingkat pengangguran AS pada Agustus 2024 tercatat 4,2% (vs. Juli: 4.3%) atau sesuai konsensus. Di sisi lain, non-farm payrolls (NFP) tercatat sebesar 142.000, (Juli: 89.000), di bawah konsensus 160.000.
BPS mencatat bahwa inflasi indeks harga konsumen Indonesia melandai ke level 2,12% YoY dan deflasi 0,03% MoM pada Agustus 2024 (vs. Juli 2024: 2,13% YoY, deflasi 0,18% MoM). Ini menandai deflasi bulanan dalam 4 bulan beruntun.
Terlebih lagi, nilai tukar rupiah sudah cenderung stabil, ditutup pada level 15.458 pekan lalu (+0,41% WoW).
Tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang cukup stabil dapat membuka kesempatan untuk pemangkasan suku bunga oleh BI.
Key Takeaways
Market masih menanti keputusan The Fed pada pertemuan pekan depan (18/9), namun job market yang masih di bawah konsensus mendukung keputusan untuk memangkas suku bunga.
Berdasarkan CME Fedwatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed pada September berada di level 100%. Terlebih pasar juga memprediksikan pemangkasan suku bunga hingga akhir 2024 sebesar 100 bps. Meskipun demikian, market perlu melihat data inflasi Agustus AS (11/9).
Pemangkasan suku bunga berpotensi meningkatkan harga obligasi yang menguntungkan investor. Untuk mengelola risiko sambil memanfaatkan momentum ini, investor dapat mempertimbangkan beberapa produk dan strategi:
SBN Retail SR021: fixed rate return 6,35% p.a (tenor 3 tahun) dan 6,45% p.a. (tenor 5 tahun).
Obligasi FR seri short term: PBS032 (tenor 2 tahun) bisa menjadi pilihan produk dengan return pasti di tengah fluktuasi pasar.
Reksa Dana Obligasi dengan 5Y total returns up to +40,6%.
Melakukan investasi rutin dengan SIP di Bibit pada aset saham ataupun reksa dana untuk capai return optimal dalam jangka panjang.
Market Update
Writer: Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu