ORI dan Sukuk Tabungan sebagai 2 SBN Terakhir Tahun Ini, Apa Bedanya?

Masa penawaran Sukuk Ritel SR017 oleh pemerintah baru saja berakhir. Menawarkan kupon 5,9% per tahun, penjualan SR017 tercatat sebesar Rp27 triliun. Angka ini menjadi penjualan tertinggi Surat Berharga Negara (SBN) selama 2022 ini. 

Dengan berakhirnya penawaran SR017, maka pemerintah sudah menerbit 4 SBN sejak awal tahun ini. Ada Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI021, Sukuk Ritel seri SR016 dan SR017, serta Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011. Ini artinya, masih ada 2 SBN yang tersisa untuk ditawarkan kepada Warga Negara Indonesia. 

Adapun 2 SBN yang ditawarkan  pemerintah di sisa tahun ini adalah ORI022 dan Sukuk Tabungan seri ST009. Meskipun sama-sama merupakan SBN ritel, namun kedua jenis SBN tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing. Simak penjelasan singkat tentang perbedaan ORI dan ST pada tabel berikut. 

Obligasi Negara Ritel (ORI) Seri ORI022

ORI seri ORI022 yang akan diterbitkan dalam waktu dekat ini memiliki karakteristik yang sama dengan ORI seri ORI021 yang sudah diterbitkan pada awal tahun 2022, tepatnya di 24 Januari-17 Februari 2022. ORI memiliki skema kupon tetap (fixed coupon) dan tenor atau jatuh tempo 3 tahun. Ini artinya nilai kupon tidak akan berubah sampai 3 tahun ke depan. 

ORI bisa diperdagangkan (tradable) di pasar sekunder sebelum jatuh tempo. Maka dari itu, ORI memiliki potensi capital gain. Ini karena kamu berpotensi memperoleh keuntungan jika ORI yang kamu miliki dijual pada harga yang lebih tinggi daripada harga beli. 

ORI juga memiliki kemiripan karakteristik dengan Sukuk Ritel (SR), seperti fixed coupon, bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, dan memiliki tenor 3 tahun. Yang membedakan kedua jenis SBN tersebut adalah ORI merupakan SBN konvensional, sedangkan SR dikelola secara syariah. 

Sukuk Tabungan (ST) Seri ST009

ST seri ST009 memiliki karakteristik yang mirip dengan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR011 yang sudah diterbitkan pada 25 Mei-16 Juni 2022 lalu. Yang membedakan adalah SBR dikelola secara konvensional, sedangkan ST dikelola dengan prinsip syariah. 

Berbeda dengan ORI yang dengan skema kupon tetap, ST memiliki jenis kupon Floating with Floor atau kupon mengambang dengan batas minimal. Ini berarti, nilai kupon akan disesuaikan dengan dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) setiap 3 bulan sekali, namun tetap ada batas minimal.

Supaya lebih mudah dipahami, kita ambil contoh SBR011 yang juga memiliki skema floating with floor dengan kupon 5,5%diperoleh dari nilai suku bunga BI 3,5% dan spread 2%. Artinya, nilai kupon 5,5% menjadi nilai batas minimal yang berlaku sampai jatuh tempo. Jadi kupon tidak akan turun di bawah nilai 5,5%, meskipun suku bunga acuan turun. Tapi kupon tersebut berpotensi naik, jika BI menaikkan suku bunganya. Menarik, kan?

Selain itu, ST memang tidak bisa dijual di pasar sekunder seperti ORI dan SR. Namun ST memiliki fasilitas early redemption. Hal ini memungkinkan investor untuk mencairkan jumlah dana pokok investasi SBR sebelum masa jatuh tempo pada periode tertentu. 

Buat kamu yang belum sempat membeli 4 SBN yang sudah diterbitkan tahun ini, jangan sampai ketinggalan dengan penawaran ORI022 dan ST009 yang menjadi 2 SBN terakhir di tahun 2022 ini ya! Jadwal paling terdekat, pemerintah akan meluncurkan ORI022 di akhir September 2022 ini. Pantau terus informasinya di blog dan sosial media Bibit ya!