Perkembangan Kebijakan Suku Bunga, Investor Harus Apa?

Pengumuman suku bunga dari bank sentral selalu menjadi momen yang diperhatikan investor, karena kebijakan ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja investasi.
Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui potensi dampak keputusan dan ekspektasi arah suku bunga terhadap reksa dana. 

 Bagaimana Perkembangan Kebijakan Suku Bunga The Fed?

  • Bank Sentral AS The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke rentang 5,25-5,50% dalam rapat FOMC Juli 2023, menandai level tertinggi dalam 22 tahun terakhir.

  • Dari segi inflasi: Meski telah berada pada tren menurun di level 3% YoY, namun tingkat inflasi AS masih berada di atas target inflasi jangka panjang The Fed yang dicanangkan sebesar 2%.

  • Mayoritas pejabat The Fed melihat suku bunga acuan berada di level 5,6% hingga akhir 2023. Hal ini mengindikasikan peluang untuk satu kali lagi kenaikan suku bunga sebelum akhir tahun.

Lalu, Bagaimana Perkembangan Kebijakan Suku Bunga di Indonesia?

  • Bank Indonesia (BI) kembali menahan BI-7DRR di level 5,75%. Keputusan ini menandai BI telah menahan tingkat suku bunga acuan selama 6 bulan berturut-turut sejak Februari 2023.

  • Tingkat inflasi Indonesia kembali melandai ke level 3,08% YoY pada Juli 2023, yang menandai inflasi tahunan terendah dalam 6 bulan terakhir. Angka ini juga masih berada pada rentang target inflasi BI di level 2-4%.

  • Pada survei Reuters terbaru, sebanyak 20 dari 28 ekonom memperkirakan BI akan mempertahankan BI-7DRR di level 5,75% hingga akhir tahun. Namun beberapa institusi keuangan global seperti Citi, Morgan Stanley, dan DBS, justru melihat ada peluang suku bunga acuan dipangkas pada semester II/2023 ini.

Apa Saja Dampak Suku Bunga Terhadap Instrumen Reksa Dana?

  • Reksa Dana Obligasi 

    Pergerakan harga obligasi memiliki hubungan berlawanan terhadap ekspektasi suku bunga. Ketika terdapat ekspektasi bahwa suku bunga akan dipangkas, maka harga obligasi berpotensi naik.
    Dengan potensi kenaikan underlying asset-nya, maka Reksa Dana Obligasi dapat dijadikan pilihan terutama untuk investor dengan profil risiko moderat dan memiliki tujuan investasi jangka menengah menengah sekitar 1-5 tahun.

  • Reksa Dana Saham 

    Pemangkasan suku bunga acuan dapat menurunkan suku bunga pinjaman/kredit, sehingga beban bunga emiten lebih rendah dan berpotensi meningkatkan laba bersih. Hal ini berimbas positif bagi pergerakan saham dalam jangka panjang.

    Dampak lainnya berpengaruh pada risk appetite investor. Saat ekspektasi suku bunga naik, investor cenderung menghindari instrumen yang lebih berisiko seperti saham. Sebaliknya saat ekspektasi suku bunga turun, investor cenderung memburu saham untuk imbal hasil optimal.

    Dikarenakan tingkat risikonya yang lebih tinggi, Reksa Dana Saham lebih cocok untuk investor dengan profil risiko agresif atau tujuan investasi jangka panjang di atas 5 tahun.

Berikut performa Reksa Dana Obligasi dan Reksa Dana Saham di Bibit:

Writer: Investment Research Team

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.