“Investasi kan cuma bisa dilakukan buat orang kaya doang, karyawan dengan gaji UMR kayak kita mana bisa mulai investasi.”
“Apalagi generasi sandwich, mana bisa nabung? buat hidupin keluarga aja pas-pasan?
Siapa yang pernah berpikiran seperti ini? Sebagian orang mungkin kamu pernah beranggapan bahwa hanya dengan memiliki tabungan, kondisi finansial akan aman untuk masa depan. Padahal nggak ada satupun yang tahu apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Menabung dalam bentuk tabungan sebenarnya tidak akan mampu meningkatkan nilai uang yang kita miliki sekarang karena nilai uang akan terdepresiasi akibat tergerus inflasi. Mengutip situs Bahana CTW, jika kamu menabung di bank, bank akan memberikan bunga sebagai imbalan atas tabungan kita. Sayangnya, suku bunga tabungan lebih kecil ketimbang laju inflasi. Jika laju inflasi 7%, bunga tabungan hanya sebesar 3% saja. Dengan mengandalkan tabungan, kita justru kekurangan uang untuk membeli barang. Itulah alasan mengapa kamu perlu berinvestasi demi menunjang kehidupan di masa depan.
Menikmati masa tua tanpa beban finansial sambil dikelilingi orang-orang tercinta jadi impian semua orang. Tapi berangan-angan saja nggak cukup untuk mewujudkan hari tua kamu yang bahagia dan aman secara finansial.
Beberapa kebutuhan jangka panjang seperti pensiun dan pendidikan anak dapat dipenuhi dengan imbal hasil investasi jangka panjang karena hal ini memerlukan biaya yang tidak sedikit dan harus mulai ditabung dari jauh-jauh hari. Investasi di reksadana membuat kamu menjadi lebih disiplin karena tabungan jangka panjang ini tidak tercampur dengan dana sehari-hari.
Lalu, apa itu investasi jangka panjang dan bagaimana tips sukses investasi jangka panjang? Yuk, simak ulasan Bibit berikut ini!
Mengenal Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah jenis investasi yang ditujukan untuk memenuhi tujuan keuangan investor jangka panjang (>5 tahun). Jenis investasi ini cocok banget untuk kamu yang ingin mempersiapkan finansial di masa yang akan datang. Misalnya, dana pensiun, beli mobil baru, ibadah umroh, dan sebagainya.
Umumnya, produk penanaman modal yang memberikan imbal hasil optimal dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun memiliki nilai harian yang fluktuatif atau cenderung naik-turun dalam jangka pendek. Tapi, kamu bisa mendapatkan keuntungan optimal dalam kurun waktu 5-10 tahun. Dalam hal ini, kamu juga dapat menggunakan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) atau melakukan investasi secara rutin dalam periode tertentu tanpa melihat harga naik atau turun. Dengan begitu, keuntunganmu akan lebih optimal di masa yang akan datang.
3 Tips Sukses Investasi Jangka Panjang
1. Tetapkan tujuan berinvestasi
Sebelum berinvestasi dalam reksa dana, kita harus tahu tujuan dari investasi ini. Apakah tujuannya jangka panjang ataukah jangka pendek? Lalu, apakah uang itu akan digunakan untuk membayar biaya kuliah tahun depan, atau untuk membiayai pensiun yang masih puluhan tahun lagi?
Ada banyak tujuan dari investasi jangka panjang ini, berikut beberapa tujuannya:
Mendapatkan penghasilan pasif dalam setiap periode, seperti bunga, dividen, atau bunga sewa
Mengarahkan dana khusus, misalnya biaya pendidikan anak atau dana pensiun
Menumbuhkan aset dalam jangka panjang
2. Bangun portofolio yang terdiversifikasi secara luas
“Don’t put all your eggs in one basket” alias jangan meletakkan seluruh telur dalam satu keranjang yang sama. Kalau keranjang tersebut jatuh, alhasil semua telur bisa pecah dan kamu kehilangan semua telurmu. Analogi tersebut sejalan dengan istilah diversifikasi. Jadi, kalau kamu menaruh seluruh danamu pada satu produk saja, kalau sewaktu-waktu harganya turun, kamu akan alami kerugian penuh. Berbeda halnya ketika kamu menaruhnya di berbagai produk.
Cara ini disebut sebagai diversifikasi yang artinya adalah adanya keragaman dalam investasi yang dibuat oleh para investor. Pada dasarnya investor menciptakan sebuah portofolio yang beragam demi mengurangi risiko kerugian. Melalui diversifikasi, artinya performa portofolio investor bisa lebih stabil. Pasalnya, saat ada aset yang naik dan di sisi lain turun, maka kinerja masih cukup solid.
Gambar di atas adalah perpaduan berbagai kelas aset dalam portofolio yang merupakan teknik diversifikasi yang bisa membuat keuntungan investasi meningkat, sekaligus untuk meminimalisir risikonya kinerja investasinya. Sebagai contoh, jika kamu memiliki profil risiko agresif, maka rasio alokasi aset di dalam portofolio investasi adalah 60% pada reksa dana saham, 20% pada reksa dana obligasi dan 20% pada reksa dana pasar uang.
Jika kamu memiliki profil risiko moderat, maka rasio alokasi aset di dalam portofolio investasimu terdiri dari 50% pada reksadana saham dan 40% pada reksadana obligasi dan 10% pada reksadana pasar uang. Atau, jika kamu memiliki profil risiko yang konservatif, maka kamu bisa memadukan investasinya dengan penempatan 60% pada reksadana pasar uang, 20% pada saham, dan 20% pada obligasi.
3. Strategi Investasi DCA (Dollar Cost Averaging)
Selain analisis yang mendalam, investasi jangka panjang juga memerlukan strategi yang tepat. Di sini, kamu bisa memilih salah satu strategi yang sering digunakan, yakni Dollar Cost Averaging. Pada dasarnya, Nabung Rutin atau Dollar Cost Averaging (DCA) adalah sebuah strategi di mana kamu menginvestasikan dalam jumlah yang sama sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
Keunggulan Dollar Cost Averaging antara lain kemampuan untuk tetap membeli reksa dana di saat harga unit naik atau turun.
Menabung rutin bisa kamu mulai dengan uang Rp100 ribu sekalipun. DCA akan membantu kamu disiplin untuk membeli unit yang lebih banyak pada waktu harga turun dan lebih dikit pada waktu harga naik. Hal ini akan membuat kamu mengambil keputusan investasi yang lebih mudah dan terhindar dari keputusan emosional.
Metode Dollar Cost Averaging (DCA) cukup mudah untuk diterapkan. Awalnya, kamu harus memilih ingin melakukan investasi pada instrumen apa. Setelah memilih instrumen, tentukan modal investasi. Contohnya, jika kamu berencana untuk berinvestasi dengan modal Rp12 juta, dalam Dollar Cost Averaging maka kamu tidak memasukkan semua uang tersebut sekaligus dalam sekali waktu. Melainkan, kamu memulai dengan Rp1 juta di tiap bulan selama 12 bulan.
Menabung rutin secara konsisten adalah strategi yang paling tepat untuk investor pemula. Semakin lama kamu berinvestasi maka semakin besar jumlah uang yang kamu tabung dengan return yang lebih optimal. Kamu tak perlu buru-buru menjadi kaya, karena berinvestasi memang butuh waktu untuk menunjukkan hasilnya. Keputusan investasi yang kamu lakukan hari ini akan memiliki dampak besar jika dilakukan secara rutin dan konsisten.
Sekarang di aplikasi Bibit kamu bisa menerapkan strategi investasi Nabung Rutin atau DCA. Kamu bisa menentukan sendiri jumlah dana dan waktunya sesuai budget, misalnya mau setiap hari, setiap minggu, atau per bulan.
Melalui strategi investasi Nabung Rutin, kamu bisa terus konsisten tanpa perlu terfokus pada naik-turunnya harga dalam jangka pendek. Sebab kamu akan mendapatkan harga rata-rata dari investasi Nabung Rutin yang sudah dilakukan. Pada akhirnya, kamu berpeluang memperoleh imbal hasil yang optimal dalam jangka waktu panjang.
Di aplikasi Bibit fitur Nabung rutin ini akan mengirim notifikasi dan email sebagai reminder sesuai tanggal yang sudah kamu tetapkan. Nggak hanya itu, kamu hanya perlu melakukan transfer atas order beli otomatis yang dibuat. Mudah, kan?
Gimana Caranya Agar Tetap Disiplin Nabung Rutin?
Agar kamu tetap disiplin menjalankan strategi investasi Nabung Rutin, gunakan fitur Nabung Rutin dengan Jago Autodebit di aplikasi Bibit! Dengan fitur Nabung Rutin, kamu bisa langsung atur jadwal nabung dan nominal yang ingin kamu investasikan! Nabung Rutin jadi lebih mudah, apalagi kalau pakai pembayaran Jago Autodebit. Ayo ikutan Nabung Rutin Challenge dan dapatkan cashback Rp50 ribu dengan mengikuti Nabung Rutin Challenge 3x berturut-turut selama 3 bulan.