Sabtu, 3 September lalu harga BBM jenis Pertalite resmi naik menjadi Rp 10 ribu. Buat kamu yang mobilisasi harian menggunakan kendaraan pribadi, pasti langsung menghitung dalam hati. Kira-kira berapa adjustment yang harus dilakukan supaya nggak merusak arus kas sampai akhir bulan sampai bulan-bulan selanjutnya?
Nggak cuma pos transportasi yang harus menyesuaikan, bisa jadi pos-pos yang lain juga berpengaruh. Soalnya, kenaikan harga BBM biasanya akan diikuti oleh kenaikan harga di sektor lain yang bisa menyebabkan inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa. Dikutip dari Money Kompas, Kementerian Keuangan RI memperkirakan angka inflasi naik hingga mencapai level 6,8%.
Situasi ini bisa jadi bikin kamu dan juga semua orang pusing mengatur keuangan. Tapi, bukan berarti kamu jadi bingung dan panik asalkan kamu udah tau apa yang harus dilakukan. Yuk, cari tau gimana menjaga arus kas tetap aman setelah kenaikan harga BBM!
Pertama, tinjau ulang budgeting yang sudah kamu buat. Di bawah ini adalah salah satu gambaran pengeluaran untuk transportasi bulanan yang otomatis mengalami penyesuaian saat harga BBM naik.
Dengan meninjau ulang budgeting, kamu jadi tahu mana yang harus dilakukan penyesuaian. Jika memungkinkan, kurangi pengeluaran tersier atau pengeluaran yang belum terlalu dibutuhkan. Misalnya hangout setiap minggu, jajan layanan pesan antar, hingga unsubscribe hiburan bulanan yang dirasa tidak perlu. Mengurangi kebutuhan yang sifatnya tersier bisa menjadi solusi sementara, dibandingkan kamu harus mengurangi alokasi saving bulanan, yang akan menghambat tujuan keuangan di masa depan.
Kedua, side hustle atau menambah pemasukan. Kalau kamu merasa nggak bisa mengurangi alokasi kebutuhan tersier seperti di atas, mencari pemasukan tambahan bisa menjadi solusi. Misalnya, berjualan online, membuka les belajar bahasa secara online, atau memanfaatkan hobi kamu untuk menghasilkan uang misalnya fotografi.
Kalau kamu bisa memperoleh pemasukan nggak hanya dari satu sumber, maka kenaikan BBM yang terjadi diharapkan nggak terlalu membebani arus kas bulananmu. Dengan catatan, kamu tetap stick to the budget dan nggak gampang terpengaruh dengan diskon sampai promo yang ada di aplikasi belanja online favoritmu.
Ketiga, berinvestasi untuk melawan inflasi. Nggak mau kan, capek-capek buat tujuan keuangan di masa depan, tapi karena inflasi nilai uang kamu jadi tergerus? Dengan berinvestasi, maka kamu berpotensi mendapatkan return yang diharapkan bisa mengejar inflasi sehingga tujuan keuangan di masa depan segera tercapai.
Salah satu investasi yang bisa kamu pilih adalah reksa dana, yang nggak hanya cocok untuk pemula tapi juga cocok untuk kamu yang sudah melek investasi. Kamu bisa memilih jenis reksa dana sesuai dengan profil risiko kamu.
Kalau kamu lihat tabel di atas, ada perbandingan yang cukup signifikan antara menabung di bank dan menyimpan uang dengan cara berinvestasi di reksa dana. Dalam kurun waktu 5 tahun, ada potensi imbal hasil jika kamu berinvestasi di Reksa Dana Saham. Tapi selalu ingat “high risk high return” saat berinvestasi, ya!
Jadi, sudah jelas kan apa yang harus dilakukan supaya arus kas tetap aman di tengah kenaikan harga BBM? Sambil budgeting ulang, jangan lupa terus top up reksa dana kamu sesuai timeline yang sudah kamu buat agar tujuan keuangan kamu cepat mencapai garis finish.