Pernah nggak sih merasa tiba-tiba uang kamu sudah menipis, padahal masih pertengahan bulan? Terus bertanya-tanya, “dipakai buat apa ya uang bulan ini?”. Rasanya pengeluaran sama seperti bulan sebelumnya, tapi kenapa dompet boncos? Padahal hari gajian masih lama, jadi harus mencukupi kebutuhan dengan sisa uang yang ada.
Seperti lingkaran yang terus berulang, mungkin ada yang sedang mengalami hal ini. Rasanya pengeluaran terus membengkak melebihi penghasilan bulanan. Tapi jangan hanya disesali, kamu harus melakukan perubahan supaya bulan depan nggak kejadian lagi. Terus gimana nih cara menghemat pengeluarannya? Yuk simak tips untuk bisa mengatur pengeluaran kamu agar bisa lebih berhemat yang dikutip dari HSBC UK.
1. Lacak dan Cari Tahu Alasan di Balik Pengeluaranmu
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah melacak pengeluaran yang ada. Kamu bisa membuat daftar apa saja pengeluaran yang dilakukan beserta besaran dananya. Setelah mengetahui pengeluaranmu, tanyakan pada dirimu: apa alasan kamu melakukan pengeluaran tersebut.
Misalnya: apakah pengeluaranmu terjadi karena memang memenuhi kebutuhan, atau karena dorongan impulsif (impulsive buying) seperti lihat barang diskonan? Apakah karena merasa FOMO? Atau karena kehidupan sosial yang membuatmu harus hangout terus-menerus?
Dengan mengetahui alasan tersebut, kamu bisa coba mengatur prioritas mana pengeluaran yang lebih penting agar kamu bisa menghematnya. Sehingga ke depannya, kamu bisa mengutamakan kebutuhan dibandingkan keinginan ataupun hal lain yang belum mendesak.
2. Buat Budgeting Bulanan
Cara yang paling sering disarankan untuk mengatur pengeluaran adalah dengan melakukan budgeting alias rencana alokasi pengeluaran. Dengan cara ini, kamu jadi bisa menghemat sendiri alokasi pengeluaran sesuai dengan besaran budget yang sudah ditentukan. Sehingga kamu lebih memiliki kontrol terhadap keuangan dan pengeluaranmu. Apalagi sekarang ada berbagai macam aplikasi yang bisa membantu mempermudah membuat budgeting, seperti Google Sheet atau Excel.
Kamu bisa mulai budgeting dengan cara yang sederhana, misalnya alokasi budgeting 50-30-20. Cara ini membagi alokasi pengeluaranmu menjadi 3 pos:
50% untuk kebutuhan sehari-hari (needs), seperti bayar listrik dan air, kebutuhan makan, internet dan pulsa, transportasi, lainnya.
30% untuk keinginan (wants) atau gaya hidup. Contoh, langganan layanan streaming, nongkrong dengan teman, menjalani hobi, dan lain-lain.
20% disisihkan untuk menabung dan berinvestasi (save & invest). Misalnya untuk dana darurat, beli rumah, menikah, atau pensiun.
Contoh melakukan budgeting 50-30-20, misalnya Andrew memiliki penghasilan sebesar Rp 5,5 juta per bulannya. Lalu Andrew melakukan budgeting seperti berikut:
Dengan melakukan budgeting seperti ini, pengeluaran jadi lebih teratur dan bisa lebih terlacak dengan pos-pos yang ada. Kita juga bisa tetap memenuhi kebutuhan, keinginan, dan juga nabung atau investasi secara rutin tiap bulannya! Supaya lebih disiplin untuk investasi bulanan, kamu bisa pakai fitur “Nabung Rutin” di Bibit ya. Dijamin anti-skip dan nggak perlu ribet lagi!
3. Pikir Ulang Sebelum Spending
Selain melakukan perencanaan dan hitung-hitungan budgeting, kita juga harus memperhatikan cara berpikir (mindset) dalam mengatur pengeluaran agar lebih hemat lagi. Jadi sebelum menggunakan uang untuk suatu pengeluaran, coba kamu pikir ulang dahulu apakah hal tersebut benar-benar penting dan kamu butuhkan atau hanya keinginan yang sebenarnya belum diperlukan.
Jangan sampai kamu menghabiskan uang hanya karena tergoda diskon besar, merasa takut ketinggalan tren, atau bahkan merasa gengsi. Padahal belum tentu kamu benar-benar membutuhkan hal tersebut. Coba mulai bedakan mana yang menjadi kebutuhan dan harus dipenuhi dan mana yang hanya keinginan sesaat. Beri waktu sejenak dengan diri sendiri dengan melakukan hal ini, kamu bisa menjadi lebih bijak dalam mengelola pengeluaran.
4. Batasi Pinjaman
Pengeluaran bisa jadi membengkak karena ada cicilan yang harus dibayarkan tiap bulannya. Bukan berarti mencicil selalu menjadi pilihan buruk. Tapi perlu diingat, jangan sampai cicilan mengganggu arus keuangan bulanan kamu ya.
Batas cicilan utang sebaiknya tidak melebihi 35% dari penghasilan bulanan. Dengan begitu, pos pengeluaran lain tidak akan terganggu dan kamu tidak perlu menambah utang baru untuk memenuhi kebutuhan lainnya.