Perbedaan Reksadana Pasar Uang VS Deposito

Saat kondisi ekonomi lagi kurang baik (resesi) ternyata ada 2 instrumen investasi yang masih aman yaitu deposito dan reksadana pasar uang. Tapi, keuntungan yang dihasilkan keduanya berbeda, Nah, supaya lebih jelas, yuk kita bandingkan keuntungan antara suku bunga deposito dari 4 bank besar di Indonesia dan reksadana pasar uang yang ada di aplikasi Bibit.

Deposito

Keuntungan deposito didapat dari hasil penerapan suku bunga yang sudah disepakati saat awal kamu ingin menyimpan dana kamu di deposito tersebut. Karena menggunakan sistem bunga, jadi keuntungan kamu sudah bisa dipastikan. Tapi, besaran bunga yang akan diberikan tergantung tenor atau waktu kamu investasi dan seberapa besar dana yang akan kamu simpan didalam deposito tersebut. Lalu berapa sih suku bunga yang diberikan?

Merujuk data Pusat Informasi Pasar Uang (PIPU) per 13 September 2019, bunga deposito dengan tenor tenor 1 sampai 12 bulan dari 4 bank besar yaitu Bank BCA, Mandiri, BNI dan BRI. Berikut data bunga deposito sebagai berikut:

Screenshot (77).png

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa bunga deposito yang bisa didapat oleh investor adalah antara 4-6%. Tapi perlu diingat lagi, keuntungan dari deposito masih dikenakan pajak lho. Menurut PPh Pasal 4 ayat (2) pajak deposito sebesar 20%.
Contoh: tabungan sebesar Rp 40 juta dengan bunga deposito 6% per tahun, begini hitungannya;

Bunga deposito tahun = Rp 40 juta x 6% = Rp 2,4 juta

Pajak bunga deposito per tahun = Rp 40.000 x 12 bulan = Rp 480.000

Reksadana Pasar Uang

Berbeda dengan deposito, reksadana pasar uang mempunyai keuntungan yang tidak bisa dipastikan, sebab keuntungannya berupa return atau imbal hasil dan mempunyai risiko yang sangat kecil. Tapi, keuntungannya bisa jadi lebih besar dibanding deposito. Berikut beberapa data return investasi reksadana pasar uang di aplikasi bibit per 17 September 2019:

Screenshot_2019-09-17-18-22-12-523_com.bibit.bibitid.jpg


Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa reksadana pasar uang mempunyai return 5-7% per tahun. Kenapa reksadana pasar uang bisa lebih untung dibandingkan deposito? Ada 2 hal yang menjadikan reksadana pasar uang lebih untung;

Pertama, reksadana adalah instrumen investasi kolektif, artinya investor mengumpulkan dananya dalam satu wadah dan kemudian diinvestasikan. Jumlah dana akan lebih banyak yang kemudian disimpan dalam deposito, sehingga mendapatkan suku bunga khusus atau diatas suku bunga normal. Otomatis keuntungannya akan lebih besar.

Kedua, reksadana pasar uang tidak hanya menaruh dananya dalam satu jenis instrumen investasi seperti deposito, tapi juga dalam surat hutang jangka pendek. Bunga dari surat hutang, umumnya lebih besar dari pada deposito. Selain itu, surat hutang dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun termasuk instrumen investasi yang fluktuasi pasarnya rendah.

Selain kedua hal di atas, reksadana pasar uang juga punya keunggulan lainnya dari deposito seperti:

  1. Bebas Mencairkan Kapan Saja

    Pada RDPU, kamu bebas mencairkan dana kamu kapan saja, dan tidak ada pemotongan keuntungan. Berbeda dengan deposito, yang tidak bisa dicairkan kapan saja. Bila deposito dicairkan lebih awal, biasanya keuntungan kamu bisa dipotong.

  2. Tanpa Penalti

    Tidak ada penalti apapun pada RDPU kapanpun kamu mau mencairkannya. Sedangkan pada deposito, kamu bisa dikenai penalti tambahan bila mencairkan lebih awal.

  3. Bebas Pajak

    Keuntungan RDPU sudah tidak dikenakan pajak lagi, berbeda dengan deposito yang masih harus dipotong pajak.

Gimana? Udah mulai ngerti kenapa reksadana pasar uang lebih menguntungkan? Yuk, mulai investasi reksdana sekarang! Investasi otomatis dan anti ribet dengan sistem robo-advisor di aplikasi Bibit,id.