Bibit Weekly 2 Desember 2022: Market Review, Apa yang Terjadi Sepanjang 2022?

Nggak terasa 2022 tersisa sebulan lagi. Gimana dengan target dan resolusi kamu tahun ini? Bicara soal target dan resolusi, Bibit Weekly Desember 2022 bakal ngajak kamu buat melakukan Portfolio Check Up. Sebagai permulaan, kita akan flashback untuk melihat apa saja yang sudah terjadi sejak Januari sampai sekarang. Yuk, kita breakdown satu per satu! 

Konflik Geopolitik Rusia vs Ukraina

Awal tahun ini, pandemi masih membayangi denyut perekonomian di seluruh dunia. Belum usai pandemi, konflik geopolitik antara Rusia-Ukraina terjadi yang dampaknya nggak hanya bagi ekonomi global, tapi juga Indonesia. Imbasnya, perang berpengaruh pada kenaikan harga energi, komoditas, hingga pangan.

Pasar modal juga terkena imbasnya karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terkena efek negatif dan anjlok 102,24 poin atau 1,48% ke posisi 6.817 pada 24 Februari 2022. Meski sempat anjlok karena sentimen negatif dari perang, IHSG perlahan kembali naik dan  sempat menyentuh level all-time high di level 7.355 pada 11 April 2022.

IHSG Anjlok Setelah Hari Raya, Ada Apa?

Setelah menyentuh all-time high pada bulan April, IHSG tertekan hebat pada dua hari setelah libur lebaran. Tepatnya pada 9 Mei 2022, IHSG anjlok 4,42% ke level 6.910. Tekanan masih berlanjut sehari kemudian pada 10 Mei 2022, IHSG kembali melemah 1,3% ke level 6.819.

Salah satu penyebabnya adalah pada 4 Mei 2022, The Fed memutuskan untuk meningkatkan suku bunga menjadi 0,75 bps dari 0,25 bps (batas bawah) atau naik sebesar 50 bps. Hal ini sudah diprediksi, namun reaksi pasar justru negatif yang terbukti dari kinerja pasar keuangan global yang terkoreksi kala itu. 

Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga di Indonesia

Angka inflasi di Indonesia mulai menunjukkan tren kenaikan pada Juni 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia pada Juni 2022 sebesar 4,35% year on year (YoY), yang merupakan level inflasi tahunan tertinggi sejak Juni 2017. Adapun pada Oktober 2022, inflasi Indonesia tercatat sebesar 5,71% YoY.

Akhirnya..

Bank Indonesia (BI) sepakat kembali menaikkan suku bunga acuan untuk menjaga inflasi. Dari Agustus sampai November 2022, BI sudah menaikkan suku bunga sebanyak empat kali dengan total kenaikan sebesar 1,75% menjadi 5,25% mulai Agustus sampai November.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa kenaikan suku bunga dilakukan sejak awal (front loading), karena tak ingin kebobolan menunggu hingga inflasi melonjak tajam seperti negara lain. Tentu saja kenaikan suku bunga tersebut ada dampaknya, antara lain:

  • Bunga kredit menjadi lebih mahal salah satunya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 

  • Return Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) berpeluang naik karena suku bunga deposito naik

  • Harga obligasi sempat mengalami penurunan. Karena secara teori, apabila tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun, begitu juga sebaliknya.

Isu Resesi 2023, Bagaimana Indonesia?

Isu resesi ini sempat membuat panik bahkan sampai menjadi topik bahasan utama selama bulan Oktober 2022. Secara teori, suatu negara disebut mengalami resesi apabila pertumbuhan ekonominya terkontraksi atau minus selama dua kuartal berturut-turut.

Kabar baiknya, Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar +5,72% YoY pada kuartal tiga 2022, yang merupakan pertumbuhan tahunan tertinggi dalam 5 kuartal terakhir. Artinya, ekonomi Indonesia masih cukup kuat dibanding negara lain. Jadi bisa dikatakan bahwa peluang Indonesia jatuh ke jurang resesi masih tergolong kecil.

Nah, jika kamu ingin memahami lebih dalam soal resesi, termasuk cara menghadapi kalau resesi beneran terjadi, kamu bisa baca di sini!

Pertanyaan pamungkasnya, dari semua kondisi sepanjang tahun 2022, gimana sih dampaknya ke portofolio atau investasi yang kita miliki? Jawabannya akan kita bahas di Bibit Weekly pekan kedua Desember 2022. Jadi, stay tune ya!