Bibit Weekly 18 Juni 2022: Kamu Bisa Lakukan Ini Saat Reksa Dana Naik-Turun!

Selain war tiket konser, hal lain yang bisa bikin deg-degan adalah naik turunnya portofolio investasi kamu di reksa dana. Hayo.. ngaku! Siapa yang deg-degan lalu panik pas cek portofolio reksa dana yang kamu punya berubah warna dari hijau jadi merah? ๐Ÿ’”

Tenang aja, kamu nggak sendirian dan usahakan tidak panik! Apalagi Bibit Weekly sudah membahas soal kenapa market bisa naik turun di minggu pertama dan apakah berimbas ke reksa dana pada pembahasan minggu ke dua. Nah, selanjutnya bakal tambah seru karena minggu ini saatnya kamu mencari tahu apa saja yang bisa dilakukan saat market berfluktuasi.

๐Ÿ“‘ Lakukan Review 

Lakukan analisis atas portofolio kamu, bisa dimulai dengan evaluasi jangka waktu tujuan keuangan dan jenis reksa dana yang kamu pilih. Misalnya, untuk tujuan keuangan DP rumah pertama 5 tahun lagi di Reksa Dana Saham (RDS) terpantau merah. Santai aja, karena memang pergerakan RDS cenderung berfluktuasi. Kamu bisa terus lanjutkan top up reksa dana sesuai dengan tujuan keuangan kamu.

Tapi, seandainya pemilihan reksa dana kurang sesuai, kamu bisa memindahkan reksa dana tersebut ke portofolio tujuan keuangan lain. Misalnya, kamu terlanjur berinvestasi di RDS untuk tujuan โ€œDana Daruratโ€. Di sini kamu bisa memindahkan RDS yang kamu miliki untuk tujuan keuangan yang lebih panjang seperti โ€œDana Pensiunโ€. Supaya nggak bingung, kamu bisa pahami caranya di sini.

๐Ÿ”‘Temukan Instrumen Sesuai Profil Risiko

Jika kamu adalah investor yang agresif dan lebih banyak berinvestasi di Reksa Dana Saham (RDS) tapi insecure dengan kondisi market, mungkin sementara waktu bisa mengalihkan alokasi dananya ke instrumen yang lebih rendah risiko. Misalnya ke instrumen reksa dana pasar uang (RDPU).

Kamu juga bisa berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN) tetapi perhatikan masa penawarannya. Untuk jadwal lengkapnya kamu bisa cek di sini! Namun, ada beberapa ketentuan saat berinvestasi di SBN. Selain masa penawaran, ada juga minimal investasi sebesar Rp 1 juta dan masa tenor sehingga uang kamu baru bisa diambil 2-3 tahun ke depan. Better coba instrumen investasi lainnya daripada nggak menabung sama sekali!

๐Ÿ’ฐ Dollar Cost Averaging (DCA)

Strategi DCA artinya kamu rutin menabung dengan nominal yang sama setiap bulannya. Saat kamu menerapkan strategi DCA ini, maka kamu akan memperoleh harga rata-rata beli di tengah naik-turunnya pergerakan reksa dana sehingga keuntungan investasi yang kamu dapatkan lebih optimal.

Jadi, buat kamu yang sudah menerapkan investasi dengan strategi DCA ini, nggak perlu khawatir. Apalagi, investasi dengan cara DCA nggak butuh modal besar, karena yang kamu butuhkan adalah konsistensi supaya setiap bulannya.

๐Ÿ“šBelajar, Belajar, dan Belajar

Di tengah kondisi pasar yang naik turun, ini saatnya kamu mempelajarinya apa yang sedang terjadi. Memahami kondisi ini, bisa membuat kamu lebih tenang dan nggak bikin kamu gampang panik.

Saat ini, gampang banget cari sumber informasi tentang investasi untuk dipelajari. . Nggak hanya dari buku, kamu bisa membaca artikel tentang investasi di blog Bibit melalui gadget, dengerin podcast soal investasi, sampai join kelas yang diadakan oleh Bibit Academy. Tema kelasnya juga beragam, tinggal pilih yang sesuai dengan kebutuhan kamu.

โŒJangan Sering-sering Cek Portofolio

Cara ini memang terdengar remeh, tapi ada benarnya. Terlalu sering mengecek pergerakan reksa dana yang ada di portofolio kamu malah bisa bikin kamu jadi resah dan susah fokus. Lebih baik mengecek portofolio secara berkala misalnya per 3 bulan atau setiap 6 bulan sekali.
Sebagai gantinya, lakukan hal lain yang membuatmu tetap bersemangat. Selain menambah active income supaya bisa top up investasi lebih banyak lagi, kamu bisa fokus melakukan hobi yang kamu suka sehingga nggak terus-terusan melihat portofolio. Jadi, biarkan portofolio yang kamu punya dan dirimu sendiri terus tumbuh secara bersamaan.

Dari 5 poin di atas, mana yang sudah kamu lakukan saat menghadapi pergerakan market yang naik-turun? Semoga dengan membaca penjelasan Bibit Weekly kali ini, kamu sudah mengerti harus melakukan apa saat menghadapi kondisi naik turunnya market. 

Buat kamu yang ketinggalan Bibit Weekly edisi Juni 2022, Bibit bakal bikin rangkumannya minggu depan. Sambil nunggu rangkuman minggu depan, yuk terus top up reksa dana kamu sesuai dengan tujuan keuangan yang sudah direncanakan! Semangat investasi, ya!


Kabar Indonesia

  • Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle menteri di Kabinet Indonesia Maju pada Rabu (15/6). Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, kelangkaan minyak goreng dan krisis energi menjadi salah satu alasan Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Reshuffle ini merupakan yang  ketiga dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam periode kedua masa kepemimpinannya. Reshuffle sebelumnya telah dilakukan pada 23 Desember 2020 dan 28 April 2021.

  • Bank Indonesia menyatakan bahwa surplus neraca perdagangan yang mencapai 25 bulan berturut-turut mampu mendorong ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan pada Mei 2022 surplus US$2,9 miliar, atau berhasil surplus 25 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

  • Bank Dunia (World Bank) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di tingkat 5,1% untuk 2022, atau turun 0,1 poin persentase (pp) dari proyeksi sebelumnya yakni 5,2%. Pemerintah terus berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi dengan membuat situasi pandemi menjadi kondusif dan memberikan kenyamanan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonominya.

Poin Penting

Surplus neraca perdagangan RI menjadi indikator positif terkait ketahanan perekonomian Indonesia secara eksternal di tengah tekanan ekonomi global. Walau saat ini pasar bergerak naik dan turun, kamu tak perlu khawatir dan panik. 

Pasalnya, secara fundamental, ekonomi Tanah Air cukup stabil. Sehingga, ketika tekanan ekonomi global sudah berakhir, diharapkan pasar pun kembali stabil. Tetap menabung rutin di Bibit ya! ๐Ÿ˜Ž


โ€œSuccessful investing is about managing risk, not avoiding it.โ€
— Benjamin Graham