Bagi siapa pun yang baru memulai investasi, menginvestasikan uang sekaligus dalam jumlah besar bisa bikin khawatir. Bayang-bayang akan kerugian dan menyusutnya nilai investasi, menjadi faktor terbesar yang membuat investor pemula enggan investasi dalam nominal besar.
Contoh, jika kamu punya uang dingin Rp20 juta, pernahkah kamu terpikir untuk langsung menginvestasikan semua uang tersebut sekaligus? Rasanya kecil kemungkinan hal tersebut terpikir, bukan?
Padahal, jika diinvestasikan ke instrumen yang tepat, uang tersebut akan berpotensi tumbuh dan jauh lebih berkembang di masa depan.
Nabung Rp20 Juta Cocoknya Investasi Apa?
Ada banyak produk investasi yang layak dipilih. Namun, dengan uang sebesar Rp20 juta yang dimiliki, kamu sebaiknya mempertimbangkan dengan matang investasi apa yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko.
Seperti sudah kita tahu investasi adalah aktivitas meraih keuntungan dari kenaikan nilai instrumen investasi dari waktu ke waktu. Karena itu, “waktu” menjadi hal yang penting sebagai time horizon saat investasi dijadikan kendaraan untuk mencapai target keuangan tertentu. Dari sini investasi dapat dibedakan menjadi:
Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek berkisar pada rentang waktu satu sampai tiga tahun. Deposito biasanya jadi pilihan lantaran keuntungan atau bunga yang dihasilkan deposito lebih besar dibanding tabungan biasa. Bahkan, beberapa deposito memiliki jangka waktu tiga dan enam bulan. Selain deposito, reksa dana juga bisa kamu andalkan untuk investasi jangka pendek di atas satu tahun sampai tiga tahun. Misalnya, untuk tabungan dana darurat atau membeli barang-barang yang lama diinginkan dalam periode tersebut.
Uang Rp20 juta untuk investasi jangka pendek cocok ditempatkan dalam reksa dana terutama pasar uang. Pasalnya, reksa dana ini cenderung stabil dan imbal hasilnya masih tetap mampu berada di atas inflasi tahunan Indonesia (sekitar 3%-4%). Biar tidak penasaran, cek simulasi keuntungan Rp20 juta saat ditempatkan di Reksa Dana Pasar Uang di bawah ini.
Investasi Jangka Menengah
Investasi jangka menengah umumnya berkisar pada rentang tiga sampai lima tahun. Dalam investasi ini investor harus lebih sabar dalam mencairkan uangnya. Pasalnya, potensi keuntungan sebuah instrumen investasi bisa jadi lebih besar saat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Surat Berharga Negara, antara lain Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel cocok untuk investasi jangka menengah. Dengan bunga dan jatuh tempo yang sudah ditetapkan, keuntungan SBN bersifat tetap tanpa potensi penurunan.
Selain SBN, reksa dana juga bisa menjadi opsi yang tepat untuk investasi jangka menengah. Reksa Dana Obligasi dan Reksa Dana Saham misalnya.
Meski bersifat fluktuatif, artinya sewaktu-waktu bisa mengalami penurunan. Potensi untung kedua tipe reksa dana ini lebih besar dibandingkan Reksa Dana Pasar Uang dalam jangka waktu lebih panjang. Untuk lebih jelasnya, berikut simulasi keuntungan Rp20 juta jika diinvestasikan ke Reksa Dana Obligasi dalam tiga dan lima tahun.
Investasi Jangka Panjang
Investasi ini memiliki time horizon lebih dari lima tahun. Investor yang fokus pada investasi jangka panjang cenderung tidak mudah terdistraksi oleh fluktuasi harga aset investasi dalam jangka pendek, seperti harian ataupun mingguan. Fokus investor jangka panjang lebih condong ke kualitas instrumen investasi, termasuk kredibilitas perusahaan investasi yang mengeluarkan produk tersebut.
Koreksi di pasar keuangan bukan menjadi alasan untuk melakukan panic selling. Alih-alih seperti itu, investor tersebut tetap rutin top up untuk tujuan jangka panjang. Kenapa bisa demikian? Karena pemahaman investasi harus bersahabat dengan waktu dan pertumbuhan kinerja perusahaan tak bisa terjadi dalam waktu singkat menjadikan investor menikmati proses investasi tersebut dalam jangka panjang. Tentu saja disertai dengan evaluasi berkala atas performa tiap instrumen investasi ya.
Hal ini pun dapat kamu praktikkan saat memilih reksa dana untuk tujuan investasi jangka panjang, baik itu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Obligasi, maupun Reksa Dana Saham. Pertama, beli dari agen penjual reksadana (APERD) terpercaya seperti aplikasi Bibit, kemudian pilih produk reksa dana dengan kinerja terbaik, dan tunggu hasilnya lima tahun, enam tahun, tujuh tahun sampai 10 tahun ke depan. Berikut simulasi investasi Reksa Dana Saham dalam lima tahun dan 10 tahun di Bibit.
Jadi, lebih pilih Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Obligasi, atau Reksa Dana Saham jika nabung Rp20 juta? Di Bibit kamu tidak perlu memilih salah satu lantaran kamu bisa nabung Rp20 juta secara langsung di semua produk reksa dana yang ada.
Baca Juga: Strategi Active Investing, Cocokkah untuk Reksadana?
Hal ini karena Bibit memiliki fitur Robo Advisor yang akan merekomendasikan apa saja produk reksa dana yang cocok, sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasimu. Selain itu, memilih lebih dari satu produk reksa dana dalam satu portofolio juga merupakan strategi diversifikasi untuk meminimalisir kerugian saat salah satu reksa dana menurun.
Writer: Tim SEO