Mapping the Investor's Roadmap

“Investing requires qualities of temperament way more than intellectual” - Warren Buffett

Sejak November 2022-Januari 2023, investor asing masih konsisten melakukan realokasi dana dengan melepas saham (outflow) dan memborong obligasi Pemerintah Indonesia (inflow). Hal ini tercermin dari indeks komposit obligasi Indonesia (ICBI) yang naik 1,49% sedangkan IHSG terkoreksi -0,16% sepanjang Januari 2023.  

Di sisi global, inflasi AS telah turun 6 bulan berturut-turut dan skenario pivot (pemangkasan suku bunga) makin kuat sehingga Dolar AS (DXY) melemah -0,93% dan emas naik 4,6% sepanjang Januari 2023. Lantas, apakah aset safe haven (obligasi pemerintah dan emas) menjadi pemenang pada 2023 dan menggeser kedudukan saham? 

Investor’s Roadmap : Bonds then Gold and What’s Next?

Sepanjang 2022, Indeks Komposit  Obligasi Indonesia (ICBI) yang mengukur performa Obligasi pemerintah dan korporasi mencetak return sebesar 3,6%, di mana penguatan cukup signifikan mulai terjadi di kuartal IV 2022. Angka ini hanya sedikit tertinggal dibandingkan IHSG yang menguat 4,1%. 

Tak hanya itu, harga komoditas emas yang selama 2022 hanya naik 0,44% dan betah di area USD 1,600/oz menguat ke USD 1,900/oz per 31 Januari 2023. Hal ini  dipengaruhi pelemahan dolar AS dan ekspektasi perlambatan ekonomi yang berujung resesi yang menurut International Monetary Fund (IMF) dapat menimpa sepertiga negara di dunia. Namun risiko resesi di Indonesia sangat minim seperti yang kami bahas dalam Newsletter bulan Desember 2022. Begitu pula dengan risiko resesi global juga mereda seiring dengan rilisnya data ekonomi AS & China yang lebih baik daripada konsensus.  

Source: Bloomberg, CNBC

Kini investor global mengekspektasikan pemangkasan suku bunga (FFR) akan terjadi di Semester I 2023. Hal ini berlawanan dengan rencana The Fed dalam Dot Plot. Apa dampaknya? 

Jika nantinya The Fed memang memangkas FFR, maka pasar saham global akan kembali bergairah. 

Tak terkecuali, IHSG juga akan berdampak positif, apalagi BI juga telah menyatakan hal senada bahwa kenaikan suku bunga BI7DRR ke 5,75% dirasa cukup. 

Lantas, jika saat ini safe haven assets mendapat ‘panggung’, kapan saham akan naik kembali? Berikut ini beberapa insights dan strategi dari beberapa Manajer Investasi.

Local Manager Fund’s View of Indonesian Market

Tim Bibit mendapat kesempatan untuk berdiskusi dengan tiga Manajer Investasi (MI) yakni Trimegah AM, Sucor AM, dan Manulife AM pada Jumat (20 & 27 Januari 2023). Berikut poin pentingnya!

Ekonomi

Solid. Ketiga MI sepakat bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih kuat yang terbukti dari berbagai data ekonomi (surplus neraca dagang, cadangan devisa, dan lain). Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023F yakni sekitar 5%. Menurut Trimegah AM, terdapat tiga katalis penopang pertumbuhan ekonomi, yaitu:

  • Konsumsi domestik yang kuat dan berkontribusi ke PDB ~50%. Pendapatan per kapita penduduk diestimasikan > US$5.000 pada 2023 (vs 2021-2022 : US$4.400).

  • Pemilu akbar (Presiden, DPR, DPD) di 2024 berpeluang meningkatkan perputaran dana sekitar Rp1,70 triliun-Rp280 triliun dan konsumsi masyarakat meningkat. Secara historis, peningkatan belanja terjadi enam bulan sebelum pemilu (Q3 2023 - Q4 2023).

  • Instrumen short term deposit (TD) BI untuk membawa pulang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari luar negeri akan diterapkan pada Februari 2023. Potensi dana yang kembali diestimasikan mencapai US$20 miliar.

Saham

Manulife AM menilai bahwa foreign outflow dan koreksi di IHSG membuat valuasi indeks telah turun ke level ~14x *PE (vs Januari 2022 : 15,5x PE). Posisi tersebut memang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata enam indeks ASEAN lainnya yakni 12,6x PE. Namun investor wajib mengamati kedua hal berikut: 

  • Posisi IHSG saat ini (~14x PE) telah berada di bawah Mean 5Y sebesar ~15,8x PE dan telah sama dengan kondisi di 2018. 

  • Proyeksi pertumbuhan **EPS 2023F masih dapat mencapai 4%-6% ditopang oleh sektor perbankan serta consumer goods serta aktivitas hilirisasi tambang oleh pemerintah. 

*PE : Price to Earnings Ratio
**EPS : Earnings per Share

Kedua sektor tersebut juga menjadi unggulan bagi Trimegah AM. Outlook positif atas saham masih menjadi skenario utama Trimegah AM pada Semester II 2023. 

Sebaliknya, Sucor AM menilai bahwa pemilu berskala besar ini justru berpotensi membuat investor wait and see sehingga aset saham berisiko kurang bergairah dan volatilitas cenderung tinggi khususnya di semester II 2023. 

Obligasi

Pandangan senada diberikan oleh ketiga MI bahwa inflow masif di obligasi Pemerintah Indonesia menjadi bukti bahwa investor asing masih menilai Indonesia menjadi negara yang investible. Beberapa keunggulan atas obligasi Indonesia juga telah dibahas dalam Newsletter berjudul “Stay Invested during Market Volatility”, salah satunya real yield yang melebihi imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun (US10Y).

Source: Bloomberg

Hal yang menarik adalah ketiga MI memiliki outlook yang sedikit berbeda atas arah Indonesia 10Y Bond Yield (ID10Y) ke depannya:

  • Trimegah AM cukup optimis bahwa ID10Y masih bisa menyentuh level 6,2% - 6,4% (sama dengan Januari 2022) dengan pertimbangan kenaikan Fed Rate akan terbatas di 2023.

  • Sucor AM menargetkan ID10Y berada di 6,2% - 6,3% dengan pertimbangan real yield Indonesia yang tinggi, defisit APBN terkendali dan perbaikan fundamental di neraca pembayaran. Ada potensi pemangkasan Fed rate namun tidak besar sehingga jika memang terjadi pivot, akan menjadi potential upside bagi ID10Y.  

  • Sedangkan Manulife AM menilai posisi ID10Y di 6,6% sudah wajar dan mencerminkan rating bonds stable (BBB) sekaligus menjawab kenapa selisih ID10Y dan US10Y menyempit. Namun, Manulife AM menilai ada potensi pivot pada kuartal IV 2023.

Stay invested is still the main strategy!

Walaupun terdapat beberapa perbedaan pandangan dan strategi antara ketiga MI, satu kesamaan yang bisa kita petik adalah stay invested.  Rotasi sektoral, rebalancing, hingga perputaran dana adalah hal yang pasti dan bisa saja terjadi dalam waktu cepat. Oleh karena itu, disiplin berinvestasi di segala ‘musim’ dan tidak melibatkan emosi dalam pengambilan keputusan adalah cara paling bijak untuk kebanyakan investor. Semoga Bibit bisa menjadi teman terbaik dalam perjalanan investasi kamu! 

Disclaimer: Data berdasarkan kinerja masa lalu dan tidak menjamin performa di masa depan. Tulisan ini bertujuan untuk edukasi, bukan rekomendasi untuk membeli/menjual produk reksa dana tertentu.