Bibit Weekly - Government Shutdown AS Berakhir hingga Shifting Foreign Flow Sebulan Terakhir

Bibit Weekly - Government shutdown AS berakhir hingga inflow di Saham, outflow di Obligasi

Market Summary

  • Government Shutdown AS Berakhir – Presiden AS, Donald Trump, pada Rabu (12/11) menandatangani RUU pendanaan sementara, mengakhiri government shutdown terpanjang dalam sejarah AS.

  • Proyeksi Ekonomi 2026 hingga Tanda–Tanda Pemulihan di 4Q25 – BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 mencapai +5,3% YoY dan rata-rata kurs rupiah berada di level 16.430. Adapun tanda–tanda pemulihan lebih lanjut seperti penjualan ritel dan penjualan mobil.

  • Shifting Foreign Flow Sebulan Terakhir: Inflow di Saham, Outflow di Obligasi Foreign inflow obligasi pemerintah Indonesia pada tahun berjalan turun ke level ~US$25 juta per Jumat (14/11), turun drastis dari puncak di level ~US$4,6 miliar pada akhir Agustus 2025. Hal ini terjadi seiring peningkatan foreign inflow di pasar saham.

Government Shutdown AS Berakhir

Presiden AS, Donald Trump, pada Rabu (12/11) menandatangani RUU pendanaan sementara yang mengakhiri government shutdown terpanjang dalam sejarah AS (43 hari) yang telah berlangsung sejak 1 Oktober 2025.

  • Government shutdown ini menghentikan rilis data ekonomi utama seperti tenaga kerja dan inflasi. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS, sebagian data Oktober, termasuk laporan ketenagakerjaan dan Consumer Price Index (CPI), kemungkinan tidak akan dirilis dan kini memprioritaskan rilis data ketenagakerjaan dan CPI bulan November setelah shutdown berakhir. 

  • Sementara itu, berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga AS pada pertemuan Desember turun menjadi 46% per Senin (17/11, vs. 10/11: 67%).

Proyeksi Ekonomi 2026 hingga Tanda-Tanda Pemulihan di 4Q25 

  • Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan pada Rabu (12/11) bahwa pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2026 akan mencapai +5,3% YoY (vs. target APBN 2026: +5,4% YoY). Meski demikian, Perry menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2026 masih dapat mencapai +5,4% YoY jika pemerintah mempercepat belanja fiskal. Adapun pertumbuhan kredit pada 2026 diperkirakan berada di kisaran +8–12% YoY (vs. target 2025: +8–11% YoY). 

  • Terkait nilai tukar, Bank Indonesia memperkirakan rata–rata kurs rupiah terhadap dolar AS akan berada di level 16.440 pada 2025 dan 16.430 pada 2026. Bank Indonesia juga memperkirakan inflasi secara rata–rata akan mencapai 2,01% YoY pada 2025 dan 2,62% YoY pada 2026.

  • Adapun beberapa tanda pemulihan perekonomian selama 4Q25, seperti:

    • Penjualan ritel pada Oktober 2025 yang diperkirakan tumbuh +4,3% YoY dan +0,6% MoM, seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Natal. Pada September 2025 sendiri, penjualan ritel tercatat tumbuh +3,7% YoY, meski terkontraksi -2,4% MoM (vs. Agustus 2025: +3,5% YoY, +0,6% MoM).

    • Penjualan wholesales mobil nasional pada Oktober 2025 mencapai ~74 ribu unit (-4% YoY, +19% MoM) setelah rata-rata penjualan enam bulan sebelumnya hanya ~59 ribu unit. Dengan capaian tersebut, penjualan 10M25 mencapai ~636 ribu unit (-11% YoY), atau sekitar 71–85% dari target 2025 (vs. 10M24 yang mencapai 82% dari realisasi 2024).

Shifting Foreign Flow Sebulan Terakhir: Inflow di Saham, Outflow di Obligasi

  • Foreign inflow obligasi pemerintah Indonesia pada tahun berjalan turun ke level ~US$25 juta menurut data terbaru Bloomberg, merosot tajam dari puncaknya yang mencapai ~US$4,6 miliar (Rp76,3 triliun) pada akhir Agustus 2025. Dalam 1 bulan terakhir, foreign outflow obligasi terjadi sebesar -Rp29,2 triliun per Selasa (11/11). Hal ini terjadi di tengah penurunan yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun ~87 bps sepanjang tahun.

  • Menurut Bloomberg, kekhawatiran investor global meliputi arah kebijakan fiskal Indonesia terutama batasan defisit anggaran, otonomi bank sentral, dan potensi pelemahan rupiah sebagai akibat dari foreign outflow.

  • Meskipun ada tren outflow di obligasi dalam 1 bulan terakhir, sebaliknya terlihat inflow di pasar saham. Data foreign flow per Jumat (14/11) menunjukkan bahwa pasar saham mengalami inflow Rp14,9 triliun di tengah outflow pasar obligasi, mengindikasikan shift dalam kelas aset untuk foreign investor. 

Key Takeaways

Secara makro global, tertundanya rilis data ekonomi utama selama government shutdown meningkatkan volatilitas pasar dan memperkuat risk-off sentiment, terutama setelah peluang pemangkasan suku bunga The Fed di Desember semakin kecil. Kondisi ini membuat pasar global cenderung berhati-hati menjelang publikasi data ekonomi AS yang sempat tertunda.

Secara domestik, foreign outflow di obligasi dalam 1 bulan terakhir membuat yield obligasi 10 tahun pemerintah indonesia kembali naik ke level ~6,1%. Sebelumnya, yield tersebut sempat turun ke ~5,9% di pertengahan Oktober 2025, menandai salah satu level yield terendah dalam 10 tahun terakhir. Kenaikan yield obligasi ini membuat performa beberapa Reksa Dana Obligasi terkoreksi. 

Meskipun demikian, tren pemangkasan suku bunga — yang cenderung menguntungkan Reksa Dana Obligasi — masih akan berlanjut tahun depan, berdasarkan konsensus Bloomberg. Sebaliknya, foreign inflow ke saham membantu recovery performa beberapa saham blue chip, yang sempat kami highlight di Bibit Weekly sebelumnya.

Ke depan, investor perlu mencermati arah kebijakan The Fed, pergerakan rupiah, serta konsistensi kebijakan domestik dalam menjaga kredibilitas makro di tengah sentimen global yang lebih berhati-hati.

Top Reksa Dana Pasar Uang di Bibit

Return Top Reksa Dana Pasar Uang di Bibit per 14 November 2025

*Return reksa dana per 14 November 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. 

Top Reksa Dana Obligasi di Bibit

Return Top Reksa Dana Obligasi di Bibit per 14 November 2025

*Return reksa dana per 14 November 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. 

Kinerja Saham Perbankan dalam 5 Tahun Terakhir

Return saham per 14 November 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. Data return memperhitungkan price return dan dividend.

Investasi Sekarang

SBN ST015 Pilihan Aset Risk-Free, Kuota Tersisa <35% 

Seminggu memasuki masa penawaran, kuota SBN Sukuk Tabungan seri ST015-T2 sudah ditambah Rp1 triliun namun terus diborong investor dan kini hanya tersisa 32% (17/11/2025 pukul 15.00 WIB). 

Segera amankan kuota dan raih imbal hasil floating with floor yang bisa naik jika suku bunga BI naik, tapi anti turun dari minimum return yang sudah ditentukan. Pilihan aset risk free dengan modal investasi dan return dijamin negara melalui undang-undang.

ST015 bisa dibeli pada masa penawaran hingga 3 Desember 2025. . Terdapat 2 tipe ST015 yang bisa dipilih investor: 

  • ST015-T2: Tenor 2 tahun, imbal hasil floating with floor minimum 5,20% p.a.

  • ST015-T4: Tenor 4 tahun, imbal hasil floating with floor minimum 5,45% p.a.

Beli ST015 di Bibit

Market Update | Shifting Foreign Flow Sebulan Terakhir: Inflow di Saham, Outflow di Obligasi

Sumber: Bloomberg per 14 November 2025, kecuali data foreign flow obligasi per 11 November 2025

Investasi di Bibit

Writer: Bibit Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu. Always do your own research. 


In Case You Missed It

💰Net Return 1,7X Lebih Tinggi, Tapi Tetap Rendah Risiko kinerja Top Reksa Dana Pasar Uang di Bibit secara konsisten mencatatkan return tahunan yang lebih tinggi dibandingkan deposito. Ini menjadikan Reksa Dana Pasar Uang sebagai pilihan menarik bagi investor yang mencari instrumen mudah, stabil, dan optimal untuk mengelola dana jangka pendek maupun idle cash.

Bibit Insights | Investment Truth: Antara Modal, Waktu, dan Return   Ada 3 faktor kunci untuk mencapai tujuan investasi, yaitu modal investasi, waktu, durasi, dan return. Namun, hampir semua orang tidak memiliki ketiganya.  Berikut, cara untuk mencapai tujuan investasi jika hanya memiliki sebagian dari faktor tersebut.

Other Articles 

⛏️ Indonesia’s Gold Playbook: From Mine to Market – Emiten industri emas di IHSG memiliki peran beragam dalam rantai industri, serta memiliki proporsi bisnis emas yang berbeda. Baca selengkapnya untuk mengetahui keterlibatan perusahaan di Indonesia terhadap industri emas!

📈 Kinerja Operasional MDKA & MBMA pada 9M25 – Seluruh komoditas mencatat kenaikan produksi dan penjualan pada 3Q25. Selain itu, EMAS telah memulai kegiatan penambangan per 1 Oktober 2025, dengan penumpukan bijih pertama dijadwalkan pada November 2025.

📶 EXCL 9M25: Rugi Bersih ~Rp2,6 T – EXCL mencatatkan rugi bersih sebesar ~Rp1,4 triliun pada 3Q25 (vs. 2Q25: rugi Rp1,6 triliun) dan Rp2,6 triliun pada 9M25 (vs. 9M24: laba Rp1,3 triliun). Secara umum, kerugian pada 3Q25 didorong oleh masih dibukukannya biaya integrasi pasca–merger.