Bibit Weekly - Moody’s Turunkan Outlook AS hingga Update Perang Dagang

Market Summary

  • US Downgrade, Market Tetap Tenang – Moody’s menurunkan outlook utang pemerintah AS menjadi ‘Aa1’ dari 'AAA', sementara itu S&P 500 turun -1,3%.

  • Trade War Mereda, Sentimen Membaik – AS dan China sepakat memangkas tarif selama 90 hari. Meski masih terbatas, deeskalasi ini berpotensi menurunkan ketegangan global dan membuka ruang bagi rebound pasar emerging markets.

  • Peluang untuk Indonesia - Dengan potensi pelemahan USD, Indonesia bisa diuntungkan lewat penguatan rupiah, turunnya yield SBN, dan arus dana asing masuk. IHSG sendiri mencatat net foreign inflow sebesar US$83,8 juta per 15 Mei 2025, membuka harapan pembalikan tren outflow 7 bulan terakhir.

Moody’s Turunkan Outlook AS, Pasar Tenang, Indonesia Diuntungkan?

  • Moody’s resmi menurunkan outlook utang pemerintah AS dari ‘AAA’ menjadi ‘Aa1’. Alasan utamanya adalah defisit fiskal yang tinggi dan tidak adanya langkah konkret dari pemerintah untuk mengatasinya. Namun, ini bukan kejadian pertama:

    • 2011 – S&P downgrade

    • 2023 – Fitch downgrade

  • Berbeda dari 2011, kali ini reaksi pasar cukup minimal. S&P 500 futures turun -1,3%, sementara yield US 10Y Treasury meningkat +14 bps ke level 4,559% pada hari Senin (19/5). 

Update Trade War: Reda, Tapi Masih Penuh Tekanan

  • Bloomberg melaporkan bahwa pejabat AS dan China melakukan perundingan dagang di Korea Selatan pada Kamis (15/5), beberapa hari setelah kedua negara sepakat untuk mengurangi tarif masing–masing sebesar 115 percentage point selama 90 hari. 

  • Meski demikian, belum ada rincian terkait perundingan tersebut dan Kedutaan Besar AS di Korea Selatan belum mengomentari kabar ini.

  • Sementara itu, survei yang dilakukan oleh Bloomberg menunjukkan bahwa konsensus analis dan investor mengekspektasikan AS akan mempertahankan tarif sebesar 30% untuk China hingga akhir 2025. 

  • Meski tarif tersebut sudah jauh lebih rendah dibandingkan sebelumnya, tarif sebesar 30% dapat menghapus 70% ekspor dari China ke AS dalam jangka menengah, menurut proyeksi dari Bloomberg Economics.

Key Takeaways

Risiko fiskal AS kembali menjadi sorotan menyusul penurunan outlook utang oleh Moody’s, walaupun reaksi market cukup minimal. Seperti yang dibahas di atas, 2 rating agency lain telah lebih dulu men-downgrade rating AS seperti S&P di 2011. 

Sementara itu, perkembangan di sektor perdagangan global memberikan kabar positif. AS dan China sepakat memangkas tarif selama 90 hari, dan AS–Inggris juga menjalin kesepakatan dagang baru. Meskipun Indonesia belum menjadi bagian dari kesepakatan tersebut, meredanya tensi global ini berpotensi menurunkan volatilitas dan menjadi angin segar bagi pasar domestik dalam jangka pendek.

IHSG mencatat net foreign inflow sebesar US$83,8 juta per 15 Mei 2025, menurut Bloomberg—berpotensi mengakhiri tren outflow yang sudah berlangsung 7 bulan terakhir.

Namun ke depan, investor tetap perlu mencermati arah suku bunga. Jika tekanan global mereda dan rupiah tetap stabil, BI berpotensi memangkas suku bunga sebagai stimulus tambahan, terutama di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Pasar global sangat dinamis. Karena itu, penting bagi investor untuk tidak mengambil keputusan impulsif—baik saat pasar terkoreksi maupun saat terjadi euforia sesaat. Fokuslah pada tujuan investasi, sesuaikan portofolio dengan profil risiko kamu, dan tetap disiplin berinvestasi secara rutin untuk hasil jangka panjang.

Data Obligasi FR per 19  Mei 2025, jam market 10.30 - 14.00 WIB.

Data Reksa Dana per 16 Mei 2025 dan data Saham per 19 Mei 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja masa depan.

Total Returns mencakup price returns dan dividen yang tidak direinvestasikan.


Market Update

IHSG: Net Foreign Inflow of US$83.8 Million MtD

Sumber: Bloomberg per 16 Mei 2025, kecuali Foreign Flow Obligasi per 9 Mei 2025.


Insight Updates For You

Navigating Market Uncertainties

Banyak investor panik saat market terkoreksi Namun dengan menerapkan Dollar Cost Averaging, kamu bisa menghindari keputusan investasi yang emosional seperti panic sell saat market turun.

Gains are Made When You Stay Invested

Simulasi berdasarkan data IHSG 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa kehilangan 3 hari terbaik di IHSG bisa membuat perbedaan return yang signifikan: return hanya +9,4% jika kehilangan 3 hari terbaik, dibandingkan ketika stay invested yang meraih return +32,4%.

Simulasi Imbal Hasil Bulanan dari SR022

Imbal hasil SR022 bersifat fixed rate, artinya imbal hasil akan tetap stabil berubah hingga jatuh tempo. Imbal hasilnya cair setiap bulan tanggal 10, jumlahnya bisa sampai Rp49 juta.

Other Article

Penjualan Wholesales Mobil -3% YoY pada 4M25 Perlambatan penjualan mobil wholesales sebesar -3% YoY hingga April 2025 turut menjadi indikator awal pelemahan konsumsi domestik. Data ini penting dicermati untuk memahami arah pemulihan ekonomi Indonesia ke depan.


Writer: Bibit Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.