Untung Maksimal dengan Investasi Berisiko Rendah

Banyak tipe investasi yang dapat dijadikan pilihan untuk mencapai goals keuangan. Namun, pilihan beragam tersebut seringkali menimbulkan kebingungan bagi pemula. Pasalnya, tiap instrumen investasi memiliki karakteristik yang berbeda serta risiko dan imbal hasil masing-masing. 

Salah satu contohnya investasi reksadana. Instrumen yang menempatkan dana investor pada berbagai efek ini bisa dianggap memiliki risiko bervariasi. Artinya, risiko investasi reksadana bergantung pada tipe-tipe reksadana itu sendiri. 

Risiko reksadana pasar uang misalnya, punya risiko berbeda dengan reksadana saham. Reksadana yang menempatkan dana investor pada instrumen pasar uang itu bahkan bisa dianggap sebagai investasi berisiko rendah lantaran nilainya jarang sekali turun. 

Sementara reksadana saham berisiko lebih tinggi karena dana investor diinvestasikan pada aset yang didominasi saham (minimal 80%). Seperti kita tahu saham merupakan instrumen investasi yang berisiko tinggi lantaran sering mengalami fluktuasi nilai. 

Lain lagi dengan reksadana obligasi. Produk investasi yang menempatkan sebagian besar dana kelolaannya pada surat utang (obligasi) ini dikenal moderat. Dengan kata lain, risikonya tidak serendah reksadana pasar uang tapi juga tidak setinggi reksadana saham. Lalu, instrumen investasi apa yang cocok bagi pemula?  

Beberapa Jenis Instrumen Investasi Beserta Risikonya

Jika kaitannya antara tingkat risiko dan karakter pemula yang masih belum bisa menerima gejolak nilai investasi terlalu cepat dan fluktuatif, instrumen yang ditandai dengan warna hijau (Logam mulia, deposito, dan reksadana) di atas adalah opsi yang tepat buat pemula. Ayo kita bahas satu per satu! 

Logam Mulia 

Logam mulia seperti emas batangan termasuk investasi minim risiko. Nilai emas cenderung stabil dan cukup likuid atau mudah dicairkan. Kekurangan dari investasi ini adalah risiko hilang dan keuntungannya tidak dapat dijadikan passive income andalan

Karena itu, logam mulia cocok untuk investasi jangka panjang karena dalam jangka pendek, harga jual emas sering lebih rendah dari harga beli.  

Deposito

Deposito adalah investasi berisiko rendah karena bank yang menawarkan produk deposito sudah mematok bunga keuntungan. Hal ini membuat deposito tidak akan terpengaruh gejolak pasar. Kekurangan dari investasi ini yakni kurang likuid karena tidak dapat dicairkan kapan saja. Artinya, deposito "hanya" bisa dicairkan saat jatuh tempo deposito tiba. Jika sebelum jatuh tempo sudah dicairkan, beberapa bank biasanya memberlakukan penalti. 

Reksadana 

Reksadana bisa menjadi salah satu opsi investasi untuk investor pemula. Reksadana dikelola oleh manajer investasi (MI), perusahaan dan profesional yang bertugas mengoptimalkan performa reksadana agar selalu menguntungkan investor. 

Selain itu, di era digital investasi reksadana juga sangat mudah dilakukan melalui Aplikasi Reksadana. Bahkan, investasi yang dikenal aman dan menguntungkan ini pun bisa dimulai dengan nominal kecil. 

Hanya saja perlu diperhatikan, mungkin memang tidak semua produk reksadana cocok bagi pemula. seperti reksadana saham yang dikenal berisiko tinggi. Oleh sebab itu, pemula sangat direkomendasikan memilih reksadana pasar uang (RDPU).

Telah dijelaskan sekilas bahwa reksadana pasar uang jarang sekali turun. Karena RDPU menempatkan seluruh asetnya (100%) di instrumen pasar uang seperti deposito dan obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Inilah sebabnya pergerakan RDPU cenderung stabil dan meningkat.

Untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari reksadana ini, kamu bisa mencoba strategi Dollar Cost Averaging (DCA), yaitu strategi Nabung Rutin tanpa memikirkan apakah nilai investasi itu naik atau turun. 

Baca Juga: Investasi Reksa Dana Tanpa FOMO, Bisa Tetap Cuan dengan Nabung Secara Konsisten!

Simulasinya, kamu berencana investasi rutin di Reksadana Pasar Uang B Rp 2 juta/perbulan.  Reksadana B sendiri punya return sebesar 5,54% per tahun. Maka simulasi keuntungan yang didapat adalah: 

Catatan: Simulasi dihitung berdasarkan produk reksadana dengan return tertinggi di Bibit per 17 November 2022

Selain menggunakan strategi DCA, kamu pun dapat menerapkan strategi lump sum dengan menempatkan seluruh modal sekaligus ke dalam sebuah produk reksadana. Artinya, kamu menginvestasikan semua dana untuk reksadana pasar uang yang pergerakannya terus meningkat. Dengan harapan dana tersebut bertumbuh seiring berjalannya waktu. 

Itulah dia beberapa investasi risiko rendah yang dapat kamu pilih untuk mencari keuntungan. Apa pun nantinya instrumen dan strategi yang dipilih, pastikan kamu sudah punya tujuan keuangan dan investasi supaya investasi lebih terarah. Dan paling penting, lakukanlah investasi secara konsisten sehingga keuntungan yang didapat maksimal.